Kuliah sambil berbisnis bukan suatu hal yang mustahil seperti yang dilakukan Zhulya Nur Chofifa (20) seorang mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang membuka usaha di bidang ekonomi kreatif berupa produk rajut di sela jadwal kuliahnya.
“Saya memulai usaha rajut sebenarnya sudah dari 2019 dimana menerima pesanan produk rajut untuk teman-teman sekitar saja. Namun benar-benar fokus berkembang sejak adanya pandemi Covid-19. Dimana saya dan kakak saya Putri Ruswandani yang saat ini kuliah di Universitas Brawijaya berusaha mencari kegiatan bermanfaat yang menghasilkan uang karena selama kuliah online nyaris tidak mendapatkan uang saku” kata Zhulya.
Zhulya menceritakan, bahwa usahanya mulai fokus dikerjakan sejak adanya pandemi Covid-19 karena selama kuliah online nyaris tidak mendapatkan uang saku. Rajut sendiri merupakan pekerjaan yang dapat dikerjakan di sela-sela waktu senggang dan tetap di rumah saja selama kegiatan social distancing. Ia juga menambahkan dimana di Indonesia sendiri laju pertumbuhan anak masih tergolong tinggi, sehingga membuat kebutuhan asah, asih, dan asuh seperti produk sandang dan mainan untuk buat hati juga meningkat.
Hingga akhirnya, ia mencoba mengambil peluang usaha rajut yang berfokus pada produk bayi dengan membut nama produk Candyco dengan nama media sosial Instagram @candyco_id. Produk yang dihasilkan usahanya hingga saat ini berupa sepatu bayi, topi bayi, sarung botol, bandana, boneka, dan ratte ring.
“Untuk saat ini bisnis kami memang berfokus pada produk untuk bayi atau anak, tapi kami tidak menolak jika mendapatkan produk custom lainya”
Usahanya memang berfokus pada produk anak, namun tidak menutup kemungkinan untuk bisa menerima produk custom rajut lainnya. Ia juga menjelaskan bila usahanya saat ini juga memperkerjakan tetangga sekitar yang membutuhkkan pendapatan tambahan. Dimana ia dan kakaknya membuka pelatihan merajut untuk tetangga sekitar secara gratis.
“Candyco sendiri dalam proses produksinya dibantu oleh 4 ibu rumah tangga yang bisa merajut. Awalnya yang mau belajar dan bergabung lebih dari itu, namun seleksi alam karena ada yang tidak telaten dan ada yang belajar namun tetap tidak bisa”
Penjualan Candyco untuk saat ini berfokus pada B2B (Business to Business) dimana Candyco bermitra dengan toko perlengkapan bayi di daerah Trenggalek-Tulungagung, sedangkan untuk 30% nya B2C (Business to Customer). Hal tersebut dilakukan karena dalam pembuatan rajut membutuhkan proses yang lebih lama dibandingkan produk lainnya yang dikerjaan mesin, dan tak jarang customer tidak sabar dengan prosesnya sehingga ia memilih bermitra untuk memasok produnya ke toko perlengkapan bayi atau reseller dimana ia bisa mendapatkan pendapatan pasti setiap bulannya.
Dengan modal 500 ribu, kini usahanya telah mempunyai omset berkisar 4 juta hingga lebih dari itu jika banyak pesanan. Untuk kedepannya ia berharap usahanya terus berkembang, menambah karyawan, bermanfaat untuk orang sekitar, dan memiliki toko sendiri.