Gagasan inovatif terus menjadi langkah penggerak bagi sivitas akademika dan akan membawa Indonesia menjadi negara maju. Bahkan bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Seperti yang dilakukan Dosen Vokasi Undip Mohamad Endy Yulianto. Dia dan tim saat ini tengah mengembangkan kemopreventif kanker dari bahan-bahan alam. Hasil karyanya selama 1 semester ini (2024), telah meraih 6 paten granted, 5 hak cipta dan 6 publikasi di jurnal internasional bereputasi ungkap Endy. Endy menyampaikan perolehan Paten granted meliputi no IDS000007201 (Proses Inaktivasi Enzimatis untuk Pembuatan Teh Hijau menggunakan Steamer Pendispersi Silinder), no IDS000007235 (Metode Pembuatan Hesperidin dari Kulit Jeruk Nipis melalui Ekstraksi Termokimia Gelombang Mikro), dan Paten no IDS000007413 (Metode Pembuatan Citrulline dari Kulit Semangka melalui Ekstraksi Gelombang Mikro). Paten dengan no IDS000007821 (Ekstraksi Reaktif Gingerol menjadi Shogaol Jahe dengan menggunakan Air Subkritis), sedangkan no IDS000007561 dengan invensi Metode Ekstraksi Gaultherin dari Gandapura Disertai Sinar Ultra Violet dan no IDS000007969. Paten dengan no IDS000007201 saat ini sedang diuji cobakan di industri Teh Hijau PPTK Pasir sarongge dan kajian segmentasi pasar. Bidang kajian dan inovasi yang dihasilkan oleh Endy yang juga sebagai ketua program studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi UNDIP berupa pengembangan proses, tutur Endy.
Endy juga menambahkan bahwa saat ini bersama tim dan industri mitra mengembangkan produk untuk kemoprenventif kanker dari perpaduan bahan-bahan alam. Bahan-bahan tersebut meliputi senyawa bioaktif shogaol jahe, linamarin dari daun singkong, gaultherin dari gandapura, hesperidin kulit jeruk nipis dan epigalokatekin galat (EGCG) teh hijau. Senyawa-senyawa bioaktif tersebut terenkapsulasi dalam membran cair emulsi nano liposom, sehingga ketika menggunakan obat ini bisa sampai ke target yang dituju. Pengembangan produk ini didorong atas keprihatinannya terhadap biaya kemoterapi yang sangat mahal harus ditanggung penderita kanker di Indonesia. Selain mahal, bahan baku yang dipakai pada proses penanganan pasien kanker 90 persen masih harus diimpor. Oleh karenanya bersama Tim Prof. Dr. Ari Yuniastuti, SPt, M.Kes, Dr. Eng Vita Paramita, ST, MM, M.Eng, Prof. Dr. Eflita Yohana, Hermawan Dwi Ariyanto, ST, M.Sc, Ph.D, dan Dr. Indah Hartati berupaya untuk mengembangkan produk inovatif antikanker, terang Endy.
Endy yang telah publikasi 71 paper internasional bereputasi terindeks Scopus mengungkapkan bahwa persoalan krusial untuk menyiapkan bahan baku berupa senyawa bioaktif linamarin dan gaultherin, terletak pada kesulitan dalam mengekstrak akibat enzim linamarase dan gaultherase dalam sitoplasma daun mulai aktif ketika membran tonoplas terkoyak. Oleh karenanya teknik ekstraksi dan inaktivasi enzimatis secara simultan dapat merujuk dari Paten Tim Peneliti dengan no IDS000006687 dan IDS000007561. Sedangkan senyawa bioaktif shogaol dapat diperoleh dari dehidrasi gingerol jahe melalui air subkritis yang dapat dirujuk dari Paten no IDS000007821. Endy memaparkan untuk komersialisasi obat kanker, aspek terpenting yang harus dilalui diantaranya uji praklinis & klinis produk nano, pengujian adaptasi dan evaluasi penerapan unit proses di industri mitra, penyusunan dokumen hasil pengujian skala produksi, dokumen standarisasi serta sertifikasi, dokumen alih teknologi dan audit teknologi.
Direktur Utama Teguh Adhi Nugroho sangat menyambut baik inisiasi kerjasama antara Tim Vokasi Undip dengan PT. Naturindo Fresh Kulon Progo yang pernah mendapat penghargaan Kalpataru di tingkat provinsi, dalam pengelolaan budidaya tanaman herbal. Bahkan PT. Naturindo Fresh membudidayakan lebih dari 182 jenis tanaman herbal dengan memberdayakan masyarakat sekitar dan memberikan pelatihan untuk menggembangkan SDM dari berbagai latar pendidikan. Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk di industri mitra melalui riset komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit kanker,” tutup Endy.