Di industri galangan kapal, ketersediaan material atau komponen sering menjadi faktor penting yang mempengaruhi kelancaran pembangunan kapal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, keterlambatan dalam proses pembangunan kapal sering terjadi karena masalah pengadaan material atau komponen. Untuk mengatasi masalah ini, Dr. Zulfaidah Ariany, S.T., M.T., Dosen Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan (TRKP) di Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), telah mengembangkan model penilaian risiko yang menggabungkan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dengan Value at Risk (VaR).
Dr. Zulfaidah yang juga menjabat sebagai Sekretaris Program Studi D4 TRKP di Sekolah Vokasi UNDIP, menjelaskan bahwa model ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan risiko dalam proses pembangunan kapal ferry di galangan kapal Indonesia. Dengan pendekatan ini, risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat diidentifikasi dan diukur dengan lebih tepat guna mengurangi gangguan dalam proyek.
Penelitian ini menggabungkan dua metode utama, yaitu:
- FMEA: Mengidentifikasi potensi kegagalan dengan menilai skor severity, occurrence, dan detection untuk menentukan tingkat risiko.
- Value at Risk (VaR): Menggunakan skor occurrence dari FMEA untuk menganalisis dan menghitung probabilitas kegagalan dengan pendekatan probabilistik Bayesian.
Dr. Zulfaidah melibatkan beberapa galangan kapal ferry dalam penelitian ini dengan metode survei dan kuesioner untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dan sumber risiko dalam pembangunan kapal. Data yang terkumpul digunakan untuk membangun model penilaian risiko yang disesuaikan dengan standar industri. Penilaian dilanjutkan dengan penggunaan matriks risiko dan penerapan VaR untuk menghitung peringkat probabilitas kegagalan dengan lebih rinci.
Model ini juga dilengkapi dengan mitigasi risiko yang berbasis standar penilaian risiko pada proyek pembangunan kapal ferry. “Hasil akhir penelitian memberikan evaluasi tingkat risiko pada kelompok material lambung, mesin, sistem kelistrikan, dan peralatan lainnya, dengan solusi berupa aplikasi model ketersediaan komponen yang membantu pengawasan dan pengelolaan proyek kapal ferry 600 GT,” ujar Zulfaidah.
“Hasil penilaian ini diharapkan mampu membantu galangan kapal memahami dan mengelola risiko proyek dengan lebih baik,” lanjutnya.
“Pengembangan model ini tidak hanya memberikan gambaran menyeluruh tentang tingkat risiko tetapi juga menyajikan cara efektif untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek. Aplikasi yang dihasilkan dari model ini diharapkan menjadi alat bantu strategis bagi galangan kapal dalam mencegah keterlambatan dan memaksimalkan hasil produksi,” jelas Zulfaidah.
Riset ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan ilmu Teknik Sistem Perkapalan dan peningkatan daya saing industri perkapalan di tingkat nasional. Sebagai Sekretaris Program Studi D4 Teknologi Rekayasa Konstruksi Perkapalan di Sekolah Vokasi UNDIP, Dr. Zulfaidah berkomitmen untuk terus mendukung inovasi teknologi di sektor maritim.