Dunia bisnis setiap harinya selalu bermunculan produk – produk dengan memiliki ciri khas maupun keunikan sendiri yang didapat dari ide kreatif dan inovatif oleh para pembisnis. Ide bisnis juga bisa muncul dengan adanya peristiwa atau kejadian yang terjadi dilingkungan sekitar kita. Seperti yang peristiwa yang dialami oleh kami berempat yakni Vergia Ayunda Tiara, Monika Devita Putri, Afifa Shafa Choirunisa, dan Amanda Ayu Nabila mahasiswi Jurusan D4 Akuntansi Perpajakan angkatan 2019 Sekolah Vokasi Undip saat sedang melihat peluang kemunculan ide sederhana dari ketidaksengajaan membeli rengginang pada penjaja makanan ringan yang berkeliling pada kompleks rumah teman. “Tercetusnya produk rengginang kami dari membeli rengginang pada penjaja makanan ringan saat kami merundingkan ide bisnis di rumah teman”. usaha tersebut binaan program 100 wirausaha muda Sekolah Vokasi tahun 2021

Dalam produk rengginang yang kami beli memiliki ciri khas asli tanpa mengubah makanan ringan ini ke arah inovasi. Bentuk asli rengginang yang di jual sangat sederhana menggunakan plastik putih polos dirakatkan dengan steples, untuk rasa pada rengginang  juga masih hambar tanpa tambahan rasa dan memiliki bentuk besar bertekstur rontok yang membuat risih untuk memakannya karena akan berceceran. “Kami tidak suka dengan tekstur rengginang yang sudah kami beli dari penjaja makanan ringan tadi menimbulkan rontok dan banyak minyak dari sisa penggorangan yang sepertinya tidak ditiriskan. Apalagi dengan rasa asli rengginang yakni hambar tidak cocok pada lidah kami yang suka varian perasa”.

Oleh inovasi kami mencetuskan untuk memberi tambahan rasa dan bentuk menjadi lebih kecil. Dengan bahan utama dari beras ketan yang diolah seperti pembuatan rengginang pada umumnya dapat menjadi camilan kekinian dengan tambahan beragam varian rasa dan bentuk kecil yang praktis untuk satu gigitannya. “Disaat itulah kami berdiskusi ria dan berakhir memutuskan memilih produk Rengginang untuk usaha kami”. Kami mencoba untuk hasil terbaik pada produk Rengginang kami dengan cara menonton youtube dan bertanya langsung pada penjaja makanan ringan tersebut. Setelah mendapat ilmu mengetahui cara pembuatannya untuk menghasilkan Rengginang dengan tektur tidak rontok, berbentuk kecil namun tidak hancur saat digoreng, tekstur yang tidak terlalu tebal ataupun tidak terlalu tipis, takaran rasa untuk setiap porsi Rengginang dan kemasan yang menarik dan ramah lingkungan. Tidak lupa memutuskan untuk rencana merek dagang dari kami beserta logonya hingga cara pemasaran dan strategi penyampaian kepada target konsumen kami.

Mengenai minat masyarakat terhadap rengginang terjadi karena makanan tradisional satu ini tersisihkan oleh datangnya makanan viral. Namun oleh kreatifitas dan inovasi dari kami membuahkan hasil. Pengenalan dan pemberian cuma – cuma kepada kerabat dekat dari Monica dan Afifah memutuskan menyukai rengginang versi buatan kami. Percobaan buatan pertama sukses dan kami melanjutkan pembutan kedua dalam jumlah banyak untuk siap dipasarkan. “Kami memberikan sampel kepada kerabat teman kami untuk dinilai dalam semua aspek produk Rengginang yakni bentuk, rasa, tekstur, porsi dan kemasan. Untungnya mereka memberikan respon positif bagi kami setelah mencoba sampelnya.

Melalui media sosial pemasaran yakni instagram @rengginangeksis dan toko online marketplace pada aplikasi Shoppe. Dengan nama rengginang_eksis saat ini hanya dikelola oleh kami berempat. Walaupun sekarang salah satu dari kami berada diluar kota, kami masih bisa bertanggung jawab atas tugas masing – masing agar dapat berjalan dengan baik sesuai target.

Share this :