SEMARANG — Empat Sekolah Vokasi (SV) dari PTN (Perguruan Tinggi Negeri) ternama di Indonesia sepakat untuk saling bekerjasama dalam penerapan metode pembelajaran Project Based Learning (PBL). Keempat PTN tersebut yakni Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Brawijaya (UB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) berkomitmen secara bersama menerapkan metode pembelajaran PBL di lembaganya, dan sepakat bersinergi untuk saling memperkokoh dan menguatkan.

Kerjasama yang merupakan bagian dari komitmen untuk membangun kompetensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, ditandatangani di Semarang. Komitmen untuk saling menguatkan penerapan metode pembelajaran PBL diharapkan mampu memperkokoh kompetensi lulusan yang dihasilkan pendidikan tinggi vokasi. “Pada kesempatan itu, kami juga membicarakan implementasi teknis dan strategi ke depan karena dinamika kebutuhan pasar kerja memang sangat dinamis,” kata Prof Budiyono, Selasa (15/3/2022).

Dalam pembicaraan tersebut, keempat dekan sekolah vokasi (SV) yaitu Dekan SV ITS, Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEngSc PhD; Dekan SV UB, Prof Dr Unti Ludigdo SE MSi.Ak; Dekan SV Undip, Prof,Dr.Ir.Budiyono,Msi, ; dan Dekan SV IPB, Dr Ir Arief Daryanto DipAgEc MEc sepakat bahwa metode pembelajaran PBL sangat relevan diterapkan. “Kita akan saling mengevaluasi dan berbagi dinamika yang dialami dalam proses supaya penerapan PBL ke depan makin efektif dan daya gunanya maksimal bagi para lulusan. Ini langkah penting untuk kemajuan pendidikan tinggi vokasi,” Prof Budiyono menambahkan.

Pada pendandatanganan yang dilakukan di Gedung Dekanat Sekolah Vokasi Undip Tembalang Kota Semarang pada Kamis (10/3/2022), para Dekan juga didamping para wakil dekan dan staf yang membidangi masalah pembelajaran. Dari SV Undip hadir Wakil Dekan I,  Dr. Ida Hayu Dwimawanti, M.M; Wakil Dekan II, Dr. Eng. Vita Paramita, S.T., M.M., M.Eng; Manager Tata Usaha, para Supervisor, para Ketua Departemen dan para Kaprodi.

Beberapa poin penting dari kerjasama tersebut adalah pengelolaan jurnal vokasi secara bersama, pertukaran mahasiswa, dan pertukaran tenaga pengajar dalam rangka penguatan Project Based Learning di masing-masing  fakultas atau sekolah. “Vokasi harus didorong agar menjadi pilihan yang pertama, karena vokasi merupakan Mutiara terpendam. Vokasi harus dibesarkan, salah satunya dengan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.Dengan melakukannya secara bersama, kita bisa melakukannya dengan lebih maksimal,” ungkapknya.

Sementara itu Dekan Sekolah Vokasi ITS, Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEngSc PhD, menuturkan bahwa sesama PTN yang mengelola pendidikan vokasi bukan untuk berkompetisi tetapi berkolaborasi. “Kita disatukan karena persamaan nasib dan saling menguatkan menjadikan Sekolah Vokasi maju,” kata Prof Sigit.

Adapun Dekan Sekolah Vokasi UB, Prof Dr Unti Ludigdo SE MSi Ak, menambahkan bahwa branding dan reputasi pendidikan tinggi vokasi penting untuk dibangun. Prof Unti menyebutkan upaya branding bisa dilakukan dengan meningkatkan kompetensi dosen, memaksimalkan kompetensi dan sertifikasi para mahasiswanya, dan penyediaan infrastruktur yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Hal lain yang dirasa penting adalah mendorong pengembangan ekosistem kewirausahaan di kampus-kampus vokasi. Prof Unti melihat potensi para lulusan pendidikan tinggi vokasi sebagai wirausaha sangat besar, dan peluang usaha yang ada cukup besar. “Membangun ekosistem kewirausahaan di kampus vokasi menjadi hal penting,” tukasnya.

Empat Dekan Sekolah Vokasi (dari kiri ke kanan): Dekan SV ITS, Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEngSc PhD; Dekan SV UB, Prof Dr Unti Ludigdo SE MSi.Ak; Dekan SV Undip, Prof,Dr.Ir.Budiyono,Msi, ; dan Dekan SV IPB, Dr Ir Arief Daryanto DipAgEc MEc, berpose seusai penandatanganan kesepekatan kerjasama di Semarang.

Share this :