Siapa yang tidak kenal Manchester City, klub sepakbola terkaya di Inggris? Klub sepakbola top ini memiliki segudang prestasi yang menjadikannya sebagai salah satu klub yang disegani di Inggris dan Eropa.

Widya Kania, mahasiswa program studi Informasi dan Hubungan Masyarakat Universitas Diponegoro, sekaligus salah satu mahasiswa penerima program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards Edisi Vokasi (IISMAVO) di Coventry University, mendapatkan kesempatan emas untuk bisa belajar manajemen dari Manchester City.

Dalam kunjungannya ke Etihad Stadium, kandang dari klub sepakbola Manchester City, Widya belajar manajemen di balik kesuksesan klub bola tersebut. Selain itu ia juga belajar mengenai branding dari klub tersebut agar mampu memberikan produk dan servis terbaik bagi fans maupun penduduk dan perekonomian kota Manchester.

“Kunjungan industri kali ini memberikan pengalaman sekaligus pengetahuan baru bagi saya. Saya bisa mengetahui sejarah serta kinerja di balik layar klub raksasa Manchester City sehingga bisa menjadikan mereka salah satu klub tersukses di Inggris,” ujar Widya.

Kunjungan ke Manchester City ini sejatinya satu dari 7 kunjungan ke perusahaan kebanggaan Inggris dalam rangkaian kegiatan the Pride of Britain Tours, yang juga merupakan bagian dari IISMAVO di Coventry University. Perusahaan lain yang dikunjungi Widya yaitu Jaguar Land Rover, Morgan Motor Company, Brompton Bikes, MINI, JCB, dan Triumph Motorcycle; semuanya merupakan icon dari negara Inggris.

“Dari kunjungan ke 7 perusahaan top itu, saya mendapatkan banyak ilmu baru, sehingga saya mengerti bagaimana perusahaan-perusahaan kelas dunia di Inggris berkompetisi di pasar global, dengan menghasilkan produk dan servis yang berkualitas tinggi,” tuturnya lagi.

Di Coventry University, Widya mengikuti kegiatan IISMAVO Skema B di bawah bimbingan Prof Benny Tjahjono, Professor of Sustainability and Supply Chain Management, Centre for Business in Society (CBiS).

 

 

Widya juga mengambil beberapa mata kuliah, di antaranya Business Writing Skills, Circular Economy, Management of e-Commerce, serta Data Analysis and Decision Making. Selain mata kuliah tersebut, Widya juga mengikuti Global Leadership Programme, dimana ia bisa berinteraksi langsung dengan mahasiswa Coventry lain, baik dari Inggris maupun mahasiswa internasional.

Perbedaan sistem pembelajaran antara Indonesia dan Inggris juga dirasakan oleh Widya. Ia mengungkapkan bahwa metode pembelajaran di kelas lebih mengutamakan diskusi kelompok daripada kontribusi individu.

“Setiap kuliah di Coventry University diawali dengan pemaparan materi kuliah oleh dosen, yang diikuti oleh diskusi kelompok untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh dosen,” papar Widya.

Widya sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan belajar di Inggris dan pengalaman berharga selama menjadi awardee IISMAVO Coventry University 2022. Ia mengenal secara lebih dalam budaya dan bahasa dari penduduknya, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi perusahaan-perusahaan besar di Inggris melalui the Pride of Britain tours.

“Saya berharap agar program IISMAVO ini terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya, agar semakin banyak mahasiswa vokasi yang dapat merasakan pembelajaran di luar negeri sekaligus mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru yang nantinya bisa diterapkan kembali saat sudah pulang ke Indonesia,” pungkasnya

Share this :