Semarang, 20 Oktober 2025 – Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) terus menunjukkan komitmennya dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di lingkungan kampus, Sekolah Vokasi Undip juga aktif dan terus berperan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Salah satu bentuk kontribusi tersebut diwujudkan melalui karya reka cipta teknologi yang digagas oleh Dr. Mohamad Endy Julianto, S.T., M.T., dosen sekaligus Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI). Bersama tim yang terdiri atas Prof. Eflita Yohana, Drs. Sutrisno, MT, Dr. Sri Utami Handayani, ST, MT, Dr (cand). Didik Ariwibowo, ST, MT, Dr. Fardzanela Suwarto ST, M.Sc, dan Dr. Riana Sitawati, Ak, CA, CPA, CMA, berhasil mengembangkan teknologi berupa alat pengering adsorpsi untuk produksi manisan nanas rumput laut, yang telah memperoleh Paten Granted pada tahun 2022 dengan No. IDS000005465 dan invensi berjudul “Proses Pengeringan Manisan Nanas Rumput Laut Menggunakan Pengering Multi-Rak dengan Adsorpsi Zeolit.” Inovasi ini ditujukan bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah sebesar 1.115,30 km² dan menempati posisi strategis, baik dari sisi perdagangan maupun pemerintahan. Salah satu komoditas unggulan daerah ini adalah Nanas Madu, yang memiliki potensi sangat baik. Meski demikian, industri pengolahan Nanas Madu di Pemalang belum berkembang secara optimal. Salah satu industri kecil menengah (IKM) yang mengolah Nanas Madu adalah Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Sekawan, yang diketuai oleh Ibu Jariyah dan berlokasi di Desa Beluk, RT 08 RW 03, Kecamatan Belik. Bahan baku utama dalam pengolahan manisan nanas rumput laut meliputi Nanas Madu, rumput laut kering, gula pasir, dan agar-agar bubuk. Proses pengeringan manisan nanas rumput laut membutuhkan waktu hingga tiga hari. Lamanya proses pengeringan ini menjadi persoalan utama yang dihadapi KUB 3 Sekawan karena berdampak pada rendahnya produktivitas usaha.

Alat pengering multi rak resirkulasi adsorpsi berbasis zeolit merupakan teknologi yang telah teruji di laboratorium dan diterapkan pada industri manisan nanas rumput laut, yaitu pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) 3 Sekawan di Pemalang. Produksi manisan nanas rumput  laut menggunakan pengering ini dilakukan pada suhu 60 derajat Celsius dengan kapasitas 50 kg manisan basah per batch. Pada percobaan awal, pengering digunakan tanpa zeolit untuk mereduksi kelembaban udara panas. Hasilnya sangat signifikan, karena teknologi ini mampu mengeringkan produk hanya dalam waktu 4 jam. Jika dibandingkan dengan metode oven konvensional yang memerlukan waktu sekitar 3 hari, penggunaan pengering multi rak berbasis zeolit berhasil memangkas waktu pengeringan secara drastis.

Dosen sekaligus Ketua Program Studi TRKI, Sekolah Vokasi Undip, Dr. Mohamad Endy Julianto, S.T., M.T., menjelaskan, “Keunggulan alat ini adalah waktu proses pengeringan yang relatif lebih cepat sehingga dapat meningkatkan produktivitas, serta mampu menjaga komponen dari bahan-bahan karena alat memiliki suhu dan tingkat kelembapan yang rendah,” jelasnya.

Pemerintah daerah antusias mendukung, terbukti saat proses produksi manisan yang menggunakan pengering multi-rak berbasis adsorpsi zeolit, di mana pihak Pemda turut melakukan visitasi dan memberikan arahan, selain bimbingan dari tim LPPM Undip. Produk ini telah dimanfaatkan masyarakat, khususnya di Pemalang, dan dikomersialisasikan secara masal di seluruh industri manisan berbasis buah di Indonesia.

 

Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa Break Even Point (BEP) alat terjadi pada bulan ke-22. Nilai Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio) sebesar 1,74 menunjukkan bahwa peralatan yang diterapkan dan dikembangkan memberikan manfaat lebih besar dibanding biaya yang ditimbulkan (syarat nilai B/C Ratio > 1). Net Present Value (NPV), yang merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran yang dinilai pada awal proyek, menunjukkan nilai positif sebesar Rp288.387.163. Hal ini berarti proyek akan menghasilkan keuntungan, bukan kerugian. Internal Rate of Return (IRR), sebagai indikator kelayakan investasi, dibandingkan dengan discount factor bank yang diasumsikan sebesar 12 persen. Nilai IRR terkalkulasi sebesar 81,43 persen.

“Nilai ini jauh lebih besar daripada discount factor bank, sehingga dapat digunakan untuk memutuskan bahwa menginvestasikan dana pada penerapan dan pengembangan alat di industri manisan nanas akan lebih menguntungkan dibandingkan menyimpan dana di bank,” ungkap Mohamad Endy Julianto.

Selain itu, dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan dari produk teknologi ini antara lain:

  1. Mendorong terlaksananya program kemandirian bangsa dan kedaulatan pangan, terutama dalam produksi manisan nanas rumput laut.
  2. Meningkatkan produktivitas IKM melalui inovasi pengering multi rak berbasis zeolit, sehingga membuka lapangan kerja baru.
  3. Meningkatkan daya saing dengan pemanfaatan bahan baku lokal dan menghasilkan produk bermutu.
  4. Tersedianya teknologi yang handal dan efisien untuk produksi manisan nanas rumput laut, sehingga pemberdayaan petani akan berkembang dalam bidang budidaya buah nanas.

 

Dengan demikian, Vokasi Undip membuktikan bahwa teknologi berbasis hasil riset dapat meningkatkan kualitas produk, diterapkan secara nyata, dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat.

Share this :