Departemen Informasi dan Budaya Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro telah melaksanakan kuliah umum tahunan bertemakan “Guest Lecture on: Understanding the Needs of Multilingual Skills in The Globalization Era” yang telah berlangsung baru-baru ini.
Tujuan dari adanya kuliah umum ini adalah memberikan pengetahuan kepada peserta betapa pentingnya kemampuan berbahasa asing di era globalisasi. Seperti yang diketahui bahwa mempelajari bahasa memberikan kita insight terhadap banyak hal, baik berupa budaya, pola pikir manusia, isu dunia, dan lain sebagainya.
Pemateri pada kuliah umum kali ini merupakan assistant lecturer dari Faculty of Humanity, The University of ELTE bernama Mr. Aron Bence Laki didampingi oleh Aliyah Ansyalie dari Prodi Bahasa Asing Terapan sebagai moderator dan Misykah Auliya Ghifara dari Prodi Bahasa Asing Terapan sebagai pewara.
Sebelum materi dipaparkan, Mr. Aron menanyakan apa tujuan para peserta mempelajari bahasa asing. Para peserta memberikan alasan pribadi mereka seperti ingin mencari relasi dari luar negeri, berkeliling dunia, belajar atau mengejar karir ke luar negeri, dan sebagainya. Mr. Aron sendiri menambahkan tujuan penting dalam mempelajari bahasa asing yaitu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi, understanding specific profession, dapat bekerja di perusahaan atau lingkungan multikultural dengan baik, dan juga mengenal budaya yang berbeda.
“You get to know what they’re thinking, you can learn the language from them, you develop your way of thinking, you understand their culture better.” ucapnya.
Selain itu beliau juga menuturkan, “There are different lingua franca in the world, lingua franca is an expression for some languages in the world, its a language which was agreed to be officially used in a big area, it’s like people from many different countries that use one certain language to communicate with each other, for example; indonesian. There are a lot of languages spoken in indonesia but we all agreed to use Indonesian to communicate hence it became the national language.”
Ada banyak lingua franca berdasarkan daerah seperti bahasa Hindi, bahasa Urdu, bahasa Indonesia, bahasa Tagalog, bahasa Persia, bahasa Spanyol, bahasa Perancis (kenyataannya bahasa Perancis banyak digunakan di berbagai negara di benua Afrika karena kolonisasi Perancis pada masa lampau), bahasa Swahili (bahasa yang banyak dituturkan di negara-negara bagian Afrika timur, seperti Tanzania, Kenya, Uganda, dan lainnya), bahasa Hausa (digunakan di negara-negara bagian Afrika barat, seperti Nigeria, Burkina faso, Niger), bahasa Rusia, dan bahasa Mandarin. Bahasa satu-satunya sekaligus yang pertama dalam sejarah manusia yang menjadi lingua franca adalah bahasa Inggris, yang dipengaruhi oleh kolonisasi Inggris dan juga pengaruh dari Amerika Serikat.
Inilah target sebenarnya dari Departemen Informasi dan Bahasa agar mahasiswa mengetahui bahwa pentingnya belajar bahasa sebagai landasan komunikasi interkultural.
Para peserta dengan antusiasme yang tinggi turut berpartisipasi aktif dalam diskusi mengenai topik tersebut dan mengutarakan rasa penasaran mereka melalui pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan ke Mr. Aron dalam waktu yang terbatas.(SDGs SV Undip)